1. Sarva’unga’sana (sikap berdiri di atas bahu)
Berbaring terlentang tubuh lurus, kemudian tarik napas, dan perlahan-lahan buang napas sambil mengangkat kaki ke atas, berat badan ditopang pada bahu dan pundak. Dagu menyentuh dada. Topang pinggang dengan kedua tangan. Jari-jari kaki merapat, mata memandang diantara kedua ibu jari kaki, bernafas secara normal. Pertahankan sikap ini satu sampai tiga menit. Latihlah sikap ini tiga kali. Manfaatnya : memperkuat semua cakra, memberikan pemijatan pada kelenjar thyroid dan parthyroid, mengatasi kekurangan kalsium, zat besi dan iodim.
2. Matsyamudra’ (sikap ikan)
Asanas ini merupakan pasangan dari Sarvaungasana. Berbaring terlentang, sikap kaki sila padmasana. Ubun-ubun bersentuhan dengna lantai dan tangan memegang kedua ibu jari kaki, bernafas secara normal. Waktu maksimum untuk mempertahankan asanas ini adalah setengah dari melakukan sikap Sarvaungasana. Manfaatnya : mengatasi kekurangan kalsium, zat besi dan iodium, mempertahankan kebugaran tubuh, asanas ini juga memberikan efek mengerutkan dan mengencangkan kelenjar tiroid dan parateriod.
3. Matsya’sana (sikap ikan)
Duduk dengan sikap padma’sana. Kemudian rebahkan tubuh ke belakang, dengan ditopang keuda tangan yang bersilang. Bernapas melalui hidung, tahan sikap ini setengah menit, lakukan tiga kali. Manfaatnya : mengatasi sembelit, ashma, paru-paru, bronchitis.
4. Matsyendra’sana (sikap lingkaran)
Tekan muladhara cakra dengan tumit kiri. Silangkan kaki kanan ke paha kiri dan tahnlah. Pegang ibu jari kaki kanan dengan tangan kiri dan tahan. Tangan kanan dilipat ke belakang dan berusaha mengambil pusar melalui samping kiri, kepala mengarah ke belakang (diputar ke kanan). Tahan 30 detik. Kemudian tekan mulandhara cakra dengan tumit kanan dan lakukan proses sebaliknya. Lakukan gerakan ini empat putaran. Manfaatnya : untuk memperkuat paru-paru, mengurangi lemak pada perut, mengurangi penumpukan kalsium pada tulang belakang, memelihara kesheatan dan tetap awet muda, khusus masalah laki-laki, menyehatkan syaraf mata, mengaktifkan semuya cakra, mencegah akumuylasi kalsium dan garam pad atulang belakang sehingga menyebabkan awet muda, wanita bisa juga melakukan sikap ini tapi tidak pada waktu hamil dan menstruasi.
5. Viira’sana (sikap gagah)
Berlutut dan telapak kaki berdiri dengan jari-jari kaki ditekuk ke belakang Letakkan punggung telapak tangan di atas paha dengan jari-jari tangan mengarah ke pangkal paha. Pandangan diarahkan keujung hidung. Mintalah petunjuk pembimbing mengenai lamanya sikap ini dilakukan. Manfaatnya : mencegah kerontokan rambut, untuk menjaga kepala tetap dining, dan juga untuk meditasi pada tingkat tertentu.
6. Cakra’sana (sikap roda)
Berbaring terlentang. Lenturkan kaki supaya betis rapat dengan paha. Letakkan kedua tangan dekat bahu. Berat badan tidak pada telapak kaki dan tangan. Tarik nafas kemudian angkat bahu dan kepala sambil membuang nafas. Dalan asaana ini tubuh akan membuat bentuk roda. Lakukan gerakan ini empat kali. Manfaatnya : untuk menyeimbangkan kegemukan dan ketinggian badan, memijat manipura cakra dan anahata cakra, untuk menyeimbangkan kelenjar yang tidak stabil dari umur 12 sampai 18 tahun.
7. Naoka’sana atu Dhanura’sana (sikap perahu atau busur)
Berbaring telungkup. Dekatkan tumit ke paha dan peganglah pergelangan kaki kanan dengan tangan kanan dan pergelangan kaki kiri dengan tangan kiri. Angkat seluruh tubuh, berat badan bertumpu sepenuhnya pada pusat. Kembangkan dada, tarik dada dan kepala jauh ke belakang. Pandangan ke depan. Tarik napas ketika mengangakt badan. dan pertahankan sikap itu sambil menahan napas selama delapan detik. Lakukan asanas ini delapan kali. Manfaat : asanas ini merupakan pasangan yang ideal dilakukan secara bergantian dengan cakrasana, asanas ini akan menolong orang yang menderita spilis, kusta.
8. Utkat’a paschimotta’na sana (sikap mencium kedua lutut)
Berbaring terlentang, kemudian tarik nafas sambil mengangakt keuda tangan (lengan) ke atas melekat di telinga. Bangun dari sikap berbaring dan keluarkan nafas terus membungkuk ke depan, muka diselipkan diantara kedua lutut. Jaga agar kaki tetap lurus. Ibu jari kaki dipegang. Pertahankan sikap ini delapan detik. Lakukan latihan ini delapan kali. Manfaatnya : memberikan kontraksi yang maksimum pada tulang belakang, bagus untuk punggung dan sumsum tulang belakang, dapat mengurangi lemak pada perut, mengatasi konstipasi, dan masalah-mslah dibagian dada, kandung kecing, usu buntu, dan hernia, memijat manipura, svadistana dan muladhara cakra, membantu penyakit sipilis, asam urat, ramatik dan darah kotor.
9. Parvata’sana Ha;sana (sikap bajak)
Buatlah posisi seperti Sarvangasana. Tarik nafas, kemudian buang nafas sambil mengangkat kaki kebelakang dan julurkan sejauh mungkin. Biarkan semua jari kaki menyentuh lantai. Tangan diletakkan disisi tubuh, telapak tangan menghadap ke bawah. Tahan sikap ini seperti pada waktu Sarvangasana. Manfaatnya : memperkuat kelenjar-kelenjar pada leher dan perut, menguatkan cakra manipura dan visudha, menghilangkan kelebihan gas, konstipasi, masalah menstruasi, kelemahan pada punggung dan hati, untuk masalah visudha dan anhata cakra.
10. Shiva’sana (sikap Shiva)
Bersikap seperti halasana. Tekuk lutut hingga dekat ketelinga dan melekat di lantai. Tangan tetap lurus, tetepi jari-jari tangan saling terkait. Lamanya asana ini dipertahankan sama seperti Halasana. Manfaatnya : sebagai pengganti bagi yang tidak bisa melakukan Halasana, menekan vidudha dan anahata cakra. Orang yang menderita kelemahan di bagian hati boleh melakukan sikap ini.
No comments:
Post a Comment